Friday, March 19, 2010

RINTIHAN DARI KUBURAN 5

Kuburan seorang lelaki yg malang dan miskin, tangannya dibuat lemah oleh kerja keras di kebun biara. Biarawan membuangnya, krn tangannya telah digantikan oleh org lain. Dia mencari kerja untuk sekerat roti untuk anak2nya tapi dia tak mendapatkan pekerjaan. Lalu dia memohon untuk itu tp tak diberi. Ketika kesakitan mengendalikan dirinya untuk mengambil kembali sedikit biji padi2an yg dikumpulkan oleh kerja kerasnya dan peluh dari keningnya, mrk menangkap dan menyerangnya. Istrinya menegakkan sebuah salib di atas kuburannya. Itu akan menjadi saksi di dlm keheningan malam di bawah bintang gemintang atas tirani para biarawan. Mrk telah mengubah ajaran Orang Nazareth menjadi pedang2 yg menyayat leher, pinggir2nya yg tajam memotong tubuh si miskin dan lemah.
Setelah itu sang surya menghilang ke dlm senja, seolah dia letih merawat manusia dan benci akan penindasannya. Sang malam mulai menenun kerudung yg lembut dari benang2 kegelapan dan kebisuan dan menebarkannya di atas tubuh alam. Kuangkat mataku ke zenith langit dan mengulurkan tanganku ke arah kuburan2 itu dan lambang2 di atasnya. Dengan suaraku yg paling nyaring aku berteriak, 'Inilah pedangmu, wahai keberanian. Pedang itu tersarung dlm debu. Inilah bunga2mu, wahai cinta. Api telah membakar mereka. Inilah salibmu, wahai Yesus dari Nazareth. Kegelapan malam telah menutupinya!.

RINTIHAN DARI KUBURAN 4

Satu jam kemudian seorang perempuan muncul, tubuhnya lemah dan berpakaian compang camping. Dia berdiri dekat lelaki yg tergantung itu, sambil memukuli dadanya dan meratap. Lalu dia memanjat pohon itu dan memutuskan tali dgn giginya. Lelaki yg mati itu jatuh ke bumi spt pakaian basah. Perempuan itu turun, menggali sebuah lubang kuburan di dekat dua kuburan yg lain, dan menempatkannya di dlmnya. Setelah dia menutupinya dgn debu, dia mengambil dua potong kayu, membuat sebuah salib darinya, dan memancangkannya pd bagian kepala kuburan itu. Ketika dia berbalik untuk kembali ke jurusan dia datang, aku menghentikannya dan berkata, 'Wahai perempuan, apa yg kau harapkan dgn datang untuk mengubur seorang pencuri dan maling yg membongkar rumah?'
Dia memandangku dgn mata dibayangi oleh kesedihan mendalam dan siksaan, 'Dia suamiku yg baik, sahabatku terkasih, dan ayah anak2ku-lima anak, yg sedang menggeliat dgn kelaparan, yg tertua dari mrk delapan tahun dan yg termuda msh menyusui dan blm disapih. Suamiku bukan pencuri. Dia seorang petani yg mengerjakan tanah biara, tp dia tak menarik keuntungan dari itu, krn para biarawan hanya memberinya setangkup roti, yg kami bagi di malam hari, dan tak ada potongan darinya yg tersisa di pagi hari.
'Sejak masa dia anak2, dia menyiram kebun biara dgn peluh dari keningnya dan menanaminya dgn kekuatan tangannya di kebun buah2annya. Ketika dia melemah dan tahun2 kerja keras mencuri tenaganya dan penyakit menyerang tubuhnya, mrk membuangnya, sambil berujar, 'Biara tak memerlukanmu lagi. Sekarang pergilah, dan ketika anakmu dewasa, kirimlah dia kpd kami untuk mengisi tempatmu di kebun itu. 'Dia meratap dan membuatku meratap. Dia memohon atas nama Yesus. Dia meminta dgn sangat kpd mrk melalui malaikat dan org suci, tp mrk tak memiliki rasa belas kasihan pdnya dan tak menunjukkan pdnya atau pdku atau pd anak2 kami yg telanjang dan lapar. Maka dia pergi jauh dan mencari kerja di kota. Dia kembali ditolak, krn penghuni istana2 itu hanya ingin memperkerjakan pemuda2 yg kuat. Lalu dia duduk di tengah jalan sambil mengemis, tp org2 tdk beranggapan baik terhadapnya, kecuali hanya melintas dan berkata, Tak ada kewajiban menyumbang untuk memberi kpd org yg apatis dan malas.'
'Suatu malam ketika dia telah menjadi begitu melarat krn anak2 kami terbaring begitu lemah krn lapar untuk bergerak dan bayi itu menetek pd dadaku tp tak mendapat susu, roman muka suamiku berubah. Dia merangkak ke luar dari rumah di dlm gelap dan memasuki salah satu kubah biara tempat para biarawan menyimpan biji padi2an dari kebun dan anggur dari kebun anggur. Dia tempatkan sebuah keranjang tepung di punggungnya dan mulai kembali kpd kami. Dia baru pergi beberapa langkah ketika para pendeta itu bangun dari tidurnya dan menangkapnya, menuangkan siksaan di atas tubuhnya, baik kata2 maupun pukulan. Ketika pagi hari tiba, mrk menyerahkannya kpd tentara, seraya berkata, 'Dia pencuri jahat yg datang untuk mencuri bejana emas dari biara. 'Tentara itu membawanya ke penjara dan kemudian menggantungnya untuk sekawanan burung hering yg memenuhi perutnya dgn dagingnya hanya krn dia mencuri untuk mengisi perut anak2nya yg lapar dari kelimpahan biji padi2an yg dia panen dgn kerja kerasnya ketika dia masih menjadi seorang pelayan biara.'
Perempuan malang itu pergi. Dari kata2nya yg sangat menyedihkan hantu2 yg tak bahagia bangkit dan terbang dgn cepat ke semua jarusan, bagai tiang2 asap ditiup oleh angin.
Aku berdiri di dekat tiga kuburan itu seperti seorang yg fasih bicara kehilangan kata2, dilanda bisu oleh kepedihan, airmata mengalir memberi suaranya kpd perasaan. Aku mencoba berfikir dan merenungkan, tp jiwa tak mematuhiku, krn jiwa adalah sekuntum bunga yg menguncupkan daun2 bunganya untuk dirinya sendiri saat kegelapan datang, tdk memberikan nafasnya untuk hantu2 malam hari.
Ketika aku berdiri di sana, sebuah tangisan penindasan mengalir keluar dari biji padi2an bumi dari kuburan2 itu bagai kabut mengalir dari mulut lembah. Dia bergema dlm telingaku dan mengilhami kata2ku.
Aku berdiri diam . Seandainya org bisa memahami apa yg dituturkan keheningan, mrk akan menjadi lebih dekat dgn dewa2 dan lebih jauh dari hewan buas yg tamak di hutan.
Aku berdiri sambil mendesah. Nyala desahanku menyentuh mrk, pepohonan di kebun itu bergerak dgn tiba2, meninggalkan tempatnya, dan berbaris dlm batalyon2 untuk bertempur dgn cabang2 melawan Emir dan tentaranya. Batang2 pohonnya merubuhkan dinding2 biara di atas kepala para biarawan.
Aku berdiri sambil memandang, memandang ke dalam kemanisan rasa belas kasihan dan kegetiran kesedihan yg mengalir keluar di atas kuburan2 baru itu. Kuburan seorang pemuda yg membayar hidupnya demi mempertahankan kehormatan si lemah dan gadis suci serta menyelamatkan dirinya dari cakar2 serigala yg amat rakus. Mrk memenggal kepalanya untuk membalas dirinya krn keberaniannya. Gadis yg menyarungkan pedangnya di dlm debu kuburannya sehingga pedang itu tinggal sebagai tanda yg berbicara terus terang di bawah matahari mengenai nasib kejantanan di suatu negeri tempat ketidakadilan dan kebodohan berkuasa.
Kuburan seorang dara. Cinta menyentuh jiwanya, tp tubuhnya merupakan subyek hawa nafsu org lain. Dia dilempari batu krn hatinya tetap setia sampai mati. Kekasihnya membuat sebuah buket dari bunga2 liar untuk diletakkan di atas tubuhnya yg mati. Ketika mrk layu dan memudar, mrk akan mengisahkan jiwa2 yg disucikan oleh cinta dan nasib mrk pd tangan org yg dikuasai oleh benda dan dilanda kebisuan krn kebodohan.
Kuburan ,,, bersambung

Sunday, March 14, 2010

RINTIHAN DARI KUBURAN 3

Dia membelai rambutnya yg ikal dgn ujung2 jarinya dan tersedu2 di kedalaman hatinya. Ketika dia merasa letih meratap dan bersedih hati, dgn tergesa2 dia mulai menggali tanah dgn tangannya. Ketika dia sudah menggali cukup dalam, dia menarik kepala pemuda itu ke arahnya dan dgn perlahan meletakkannya di sana,menempatkan kepalanya yg berlumuran darah di antara tangannya. Setelah dia menutupi dgn tanah, dia menancapkan pd kepala kuburannya pedang tajam yg telah memenggal kepala pemuda itu.
Tatkala dia bergerak meninggalkan kuburan itu, aku mendekatinya. Dia melirik, bergetar dlm ketakutan, lalu berdiri dgn kepala tertunduk, airmata yg hangat tumpah dari matanya. Dgn berbisik dia berkata, 'Laporkanlah aku kpd Emir jika kau mau. Itu lebih baik bagiku untuk mati dan bersatu dgn seseorang yg membebasanku dgn tangan rasa malu drpd membiarkan jasatnya jadi santapan burung hering dan hewan liar.'
Aku membalas, 'Kau tak perlu takut pdku, perempuan malang, krn aku menyesali nasib pemudamu di hadapanmu. Lebih baik, ceritakan pdku bagaimana dia menyelamatkan engkau dari tangan rasa malu.'
Dia berkata, dgn suara tercekik, 'Petugas Emir mendatangi kebun kami untuk mengumpulkan panen dan pajak. Ketika dia melihatku, dia memandangku dgn kepuasan tersembunyi dan memungut pajak atas kebun ayahku begitu besar, yg org kaya pun tak sanggup membayarnya. Dia menangkapku untuk membawaku ke istana Emir di tempat emas. Dgn air mata aku memohon belas kasihan tp dia tak memperdulikanku. Aku membela bahwa ayahku sdh uzur, tp dia tak punya rasa belas kasihan. Akhirnya aku berteriak minta tolong kpd org kampung. Pemuda ini tunanganku, datang dan menyelamatkanku dari tangannya yg kejam. Petugas itu menyala dgn kemarahan dan menyerangnya. Pemuda itu berlari lebih cepat darinya dan menangkap dgn cepat sebilah pedang tua yg tergantung di dinding. Dia menabrak petugas itu empertahankan hidupnya sendiri dan kehormatanku. Sebagai seorang lelaki yg jujur, dia tdk melarikan diri spt seorang pembunuh tetapi menunggu, berdiri dekat jasat pemuda itu sampai tentara datang dan membawanya ke penjara yg berjeruji besi.'
Ketika dia mengatakan ini, dia memandangku dgn ekspresi yg meluluhkan hati, lalu berbalik menjauh dan terburu2, gema dari tangisan kepedihannya yg mendalam membuat ether bergetar dan terguncang.
Sejurus kemudian kulihat seorang pemuda di musim semi hidupnya menghampiri, wajahnya disembunyikan dlm jubahnya. Ketika dia mencapai jasat perempuan pezina itu, dia berhenti, melepaskan jubahnya, dan menutupi anggota badan perempuan yg telanjang itu dgn jubah itu. Dia mulai menggali kuburan dgn sebilah pisau yg ia bawa. Lalu dgn perlahan dia tempatkan tubuhnya di lubang itu, melimpahkan debu di atas tubuh perempuan itu untuk menyembunyikannya, setiap genggam bercampur dgn airmata yg berlinang dari bulu matanya. Ketika dia menyelesaikan tugasnya, dia memetik beberapa kuntum bunga yg tumbuh di sana dan menatanya dgn hati2 di atas kuburan itu. Saat dia mulai bergerak untuk meninggalkan, aku menahannya dan berkata, 'Apakah hubungan perempuan yg gugur ini dgn dirimu, sehingga engkau berani menentang keinginan Emir dan membahayakan hidupmu demi melindungi jasadnya yg hancur krn cabikan burung hering?'
Dia memandangku, kelopak matanya membengkak krn ratapan dan kurang tidur, menuturkan kedalaman kesedihannya dan cinta yg tersiksa. Dgn suara tertahan yg berbaur dgn desahan kesakitan, dia berkata, 'Aku lelaki sial yg menyebabkan dia dilempari batu. Aku mencintainya dan dia mencintaiku sejak kami tumbuh dewasa, cinta tumbuh di antara kami sampai sang cinta menjadi kemutlakan yg senantiasa kami layani dgn kasih sayang sepasang hati kami. Cinta menarik kami kpdnya dan memuliakannya dgn jiwa kami yg paling dalam, dan dia merangkul kami.
'Suatu hari ketika aku hrs pergi ke luar kota, ayahnya memaksanya untuk menikahi seorang lelaki yg dia benci. Ketika aku kembali dan mendengar berita ini, hari2ku berubah menjadi panjang dan malam2ku menjadi gelap gulita. Hidupku menjadi pergulatan yg getir dan berkepanjangan. Aku terus bergumul dgn kasih sayangku dan menentang kehendak hatiku sendiri, tp akhirnya mrk memaksaku sebagai org yg memandang aturan2 buta. Dgn diam2 aku mendatangi kekasihku, harapanku tak lebih drpd melihat cahaya matanya dan mendengar alunan suaranya. Kudapati dia sendirian, meratapi nasibnya dan hari2nya yg berkabung. Aku duduk bersamanya. Keheningan adalah percakapan kami dan kesucian adalah bahasa kami. Satu jam belum berlalu suaminya pulang dgn tak diduga2. Ketika melihatku, dia dipenuhi dgn pikiran2 kotor. Dia dgn tenang menangkap leher istrinya dgn tangannya yg kasar dan memekik dgn suara ternyaringnya, 'Lihatlah pezina dan kekasihnya!'
'Tetangga masuk menyerbu. Tentara datang untuk melihat apa yg terjadi, dan dia menyerahkan istrinya ke dlm tangan2 kasar mrk. Mrk membawanya, rambutnya terurai, pakaiannya tercabik2. Tapi terhadapku, tak seorangpun menyentuhku memperlakukan diriku dgn kejahatan apa pun, krn hukum yg buta dan adat yg tak adil menghukum perempuan kapan pun dia jatuh tapi sangat ramah kpd lelaki.'
Pemuda itu pergi kembali menuju kota, sambil menyembunyikan wajahnya dgn pakaiannya. Aku tetap di belakang, dgn tenggang hati dan sedih memandang mayat pencuri yg tergantung itu. Dia begerak2 sedikit krn angin mengusik cabang2 pohon, gerakannya sebuah permohonan kpd jiwa2 langit krn dia tewas dan terbaring di atas dada bumi berikutnya demi org yg membunuh demi kesatriaan dan martir cinta.
Satu jam kemudian seorang perempuan muncul, ,bersambung

Friday, March 12, 2010

RINTIHAN DARI KUBURAN 2

Aku berdiri seperti sebuah cermin yg ditempatkan di depan bentuk yg bergerak, merenungkan undang2 serta manusia yg menyusahkan manusia lain, mempertimbangkan dgn hati2 krn org2 berpendapat untuk bersifat adil, mempelajari misteri kehidupan, menyelidiki makna makhluk manusia. Di akhir pikiranku yg remang2, spt matahari tenggelam ke dlm kabut, maka kutinggalkan tempat itu, sambil berkata pd diriku sendiri, 'Rerumputan yg demikian di dlm unsur2 tanah, dan domba mengganyang rumput. Kawanan serigala memangsa domba, dan kawanan badak membunuh serigala itu. Singa memburu badak, dan kematian menghancurkan singa itu. Adakah di sana suatu kekuatan yg dpt mengalahkan kematian dan memutuskan rantai ketidakadilan ini menjadi keadilan yg kekal? Adakah di sana kekuatan yg dpt mengubah perkara yg menjijikkan ini menjadi dampak menarik? Adakah di sana kekuatan yg dpt menggenggam semua unsur kehidupan dan menyatukannya dgn dirinya sendiri kegembiraan, spt laut menyatukan semua sungai dlm nyanyian di kedalamannya? Adakah di sana kekuatan yg dpt membawa pembunuh dan korbannya, pezina dan kekasihnya, pencuri dan barang jarahannya ke dpn mahkamah yg lebih baik dan mulia dibanding keputusan Emir?.'
Esok harinya kutinggalkan kota dan pergi berjalan2 di dataran, sebuah tempat di mana nafas keheningan menenteramkan jiwa, di mana kemurnian udara membunuh kuman kesakitan, dan keputusasaan berbiak di jln2 sempit dan rumah2 gelap. Tatkala aku mencapai tepi lembah, kusaksikan sekawanan burung pemakan bangkai naik turun, memenuhi udara dgn jeritan dan bunyi ciutnya dan menggerisikkan sayap2nya. Aku pergi ke arahnya untuk menyelidiki. Kusaksikan mayat manusia tergantung di sebuah pohon tinggi, mayat seorang perempuan telanjang yg jatuh di atas bumi, dirajam hingga mati, dan mayat seorang pemuda, darahnya bercampur dgn debu, kepalanya yg putus tergeletak terpisah.
Aku berdiri di sana, merasa ngeri terhadap pemandangan yg mengaburkan pandanganku dgn selubung buram dan gelap. Tiada apapun yg dpt kulihat kecuali bayangan kematian yg mengerikan, berdiri di antara mayat2 yg diperciki oleh darah. Aku tak mendengar apapun kecuali ratapan perkabungan dari ketiadaan yg bercampur dgn keritan burung2 di atas mangsa yg diberikan kpd mrk oleh undang2 manusia.
Tiga anak Adam, yg kemarin memeluk dlm kehidupan, hari ini berada dlm cengkeraman kematian.
Tiga org yg, menurut adat istiadat manusia, keadilan yg melukai perasaan, dianggap sebagai para penjahat. Maka hukum yg buta telah mengulurkan tangan untuk meremukkan mrk tanpa belas kasihan.
Tiga org bodoh telah menjelma menjadi penjahat krn mrk lemah, maka hukum membunuh mrk krn dia kuat.
Manusia membunuh manusia lain, mk org pun berkata, 'Inilah seorang pembunuh yg jahat. 'Tatkala Emir membunuhnya, seorang berkata, 'Inilah Emir yg adil.
Seorang lelaki mencoba mencuri dari biara, dan org berkata, 'Dia pencuri yg jahat. 'Emir mencuri hidupnya, dan mrk berkata, 'Inilah Emir yg berbudi luhur.'
Seorang perempuan memberontaki suaminya, dan org berkata, 'Dia pelacur yg berzina . 'Tapi ketika Emir menelanjanginya dan melemparinya dgn batu sampai mati di hadapan saksi, mrk berkata, 'Dialah Emir yg berhati mulia.'
Menumpahkan darah adalah terlarang, tp mrk yg melakukannya untuk Emir diperkenankan?
Mencuri barang adalah kejahatan, tp Emir membuatnya suatu kebajikan dgn merampok org dari jiwa masyarakat?
Mengkhianati suami adalah tercela, tp yg melempari tubuhnya dgn batu patut dipuji?
Apakah kita mengganjar suatu dosa dgn dosa yg lebih besar dan berkata, 'Inikah Hukum Yg Suci? 'Apakah kita memberantas korupsi dgn korupsi yg lebih luas dan memekik, 'Inikah berhala itu? 'Apakah kita menentang kejahatan dgn kejahatan yg lebih serius dan meratap, 'Inikah Keadilan?'
Apakah emir tdk membunuh seorang musuh dlm kehidupannya? Apakah dia tdk mencuri uang atau tanah dari seseorang yg tunduk tak berdaya? Apakah dia tdk memperkosa seorang perempuan yg cantik? Apakah dia bebas dari dosa2 ini krn dia menghukum mati pembunuh, menggantung pencuri,dan membebani pezina dgn batu?
Siapakah mrk yg menggantung pencuri di pohon ini? Apakah mrk malaikat yg turun dari surga, atau apakah mrk hanya org yg menggelapkan dan mencuri apa pun yg dpt diraih tangannya?
Dan siapa yg memenggal kepala pembunuh ini? Apakah mrk Nabi2 yg turun dari ketinggian, atau apakah mrk hanya serdadu yg membunuh dan menumpahkan darah di mana pun mrk berperang?
Dan siapa yg melempari dgn batu pezina ini? Apakah mrk pertapa suci yg datang dari biaranya, atau apakah mrk hanya manusia dgn badan yg berbuat dosa dan melakukan keburukan di balik tirai malam yg tersembunyi?
Hukum yg suci apakah Hukum Suci ini? Siapa yg melihat dia turun bersama cahaya Matahari dari daerah2 terjauh di angkasa? Siapa makhluk berdaging yg melihat ke dlm hati Tuhan dan mempelajari iradatNya untuk manusia? Berapa lama malaikat harus berjalan di tengah manusia untuk mengatakan, 'Larang si lemah dari cahaya kehidupan, dan bunuh mrk yg mengecewakan dgn pinggir pedang, dan injak para pendosa yg blm bertobat?'
Pikiran2 semacam itu terus berdesak2an di dlm benakku dan berlomba2 mendapatkan simpatiku. Lalu kudengar suara langkah kaki mendekat. Kulihat seorang dara muncul dari tengah pepohonan dan dgn hati2 menghampiri tiga mayat itu, sambil melihat dgn takut ke segala jurusan. Ketika dia melihat kepala pemuda yg terpenggal, dia menjerit ketakutan. Dia bersimpuh di sampingnya dan mengambilnya dgn tangan yg gemetar. Airmata menitik dari matanya. Dia membelai rambutnya yg ikal dgn ujung2 jarinya ,,,bersambung

Wednesday, March 10, 2010

KARYA KAHLIL GIBRAN RINTIHAN DARI KUBURAN

Emir menaiki tahta keputusan. Orang bijak dari kotanya duduk di kanan kirinya, wajah2 mrk kusut memikirkan buku dan risalahnya. Bala tentara siap siaga di sekelilingnya, pedangnya ditarik dan tombak2 diangkat. Orang2 berdiri di hadapannya, beberapa datang dgn rasa ingin tahu menyaksikan, yg lain menunggu keputusan atas kejahatan seorang sanak saudara, tp semua menundukkan kepalanya dan menghindarkan pandangannya. Mrk menahan nafasnya seolah2 mata Emir memiliki kekuatan mencari teror di dlm jiwa dan hati mrk. Akhirnya, hadirin tumpah ruah dan saat keputusan tiba. Emir mengangkat tangannya dan berteriak, 'Bawa penjahat itu ke hadapanku, satu demi satu, dan katakan pdku kelakuan buruk dan pelanggarannya.'
Pintu penjara terbuka, menampakkan kesuraman dinding2 di dlmnya. Ia seperti seekor hewan buas yg sangat lapar menjulurkan leher ke bawah. Dari arah dlm terdengar belenggu dan rantai yg berderak2 dan jeritan2 kesakitan para tahanan. Para penonton beralih untuk melihat seolah2 di sekitar mrk melihat sasaran kematian muncul dari kedalaman kuburan.
Sejurus kemudian dua org tentara muncul dari penjara menggelandang seorang pemuda, tangannya dibelenggu. Wajahnya tdk bahagia dan roman mukanya menyiratkan penderitaan yg mendalam dari jiwa luhur dan hati yg berani. Mereka menempatkannya di tengah pengadilan dan melangkah sedikit ke belakang ke arah kerumunan. Emir memandangnya selama semenit , lalu bertanya, 'Apakah kejahatan org yg berdiri di hadapan kita ini dgn kepalanya yg tetap tinggi, seolah2 dia berada di suatu tempat terhormat, dan bukan di dermaga keadilan?'
Seorang pelayannya menjawabnya,'Dia seorang pembunuh jahat. Kemarin dia menentang seorang pejabat yg berkunjung ke desa2 mengenai urusan Emir. Dia menghempaskan pejabat itu ke tanah dan menggagahinya. Pedang menetes dgn darah org yg terbunuh masih di tangannya.'
Emir beranjak dari singgasananya dgn gusar. Matanya menyala dgn marah. Dia menjerit dgn suaranya yg paling nyaring, 'Kembalikan dia ke kegelapan dan beratkan tubuhnya dgn belenggu. Ketika fajar tiba esok hari, penggal kepalanya dgn pedang. Buang tubuhnya keluar kota agar dimakan oleh burung hering dan hewan liar. Biar angin membawa bau busuknya kpd keluarganya dan semua yg mungkin mencintainya.'
Pemuda itu digelandang kembali ke penjara, dan org2 melihatnya dgn kasihan dan keluhan mendalam, krn dia adalah anak muda di musim semi kehidupan, dan tubuhnya betul2 tampan.
Dua tentara itu menggelandang tahanan lain, kali ini seorang dara yg cantik. Sebuah selubung kabut dari penderitaan yg besar mengotori roman muka yg cerah dari parasnya. Matanya merah krn tangisan. Kesedihan dan penyesalan yg mendalam memberatkan lehernya.
Emir menatapnya dan berkata, 'Apakah kesalahan yg telah dilakukan perempuan kerempeng ini? Dia hampir tdk tegak di hadapanku dibanding bayangan di sampingnya.'
Salah seorang tentara itu menjawab, 'Dia seorang penzina. Suaminya memergoki secara tiba2 pd malam hari dan menemukannya dlm pelukan kekasihnya. Suaminya menyerahkannya kpd polisi, tp dilarikan temannya'.
Emir memandangnya. Kepalanya tertunduk dgn rasa malu. Bersama kekuatan dan kekerasan, maka Emir pun bicara, 'Telentangkan dia di atas karpet duri, sehingga dia bisa mengenang ranjang yg dia permalukan beserta pelanggarannya. Beri dia cuka dicampur dgn jamu pahit untuk diminum, untuk mengingatkan dirinya mengenai rasa bibir yg terlarang. Saat fajar tiba, bawa dirinya telanjang dari kota bersama batu nisannya. Tinggalkan dia di sana, sehingga dagingnya dapat memberi kenikmatan bagi kawanan serigala dan tulangnya dikerkah oleh kawanan belatung dan lalat!'
Perempuan itu menghilang ke belakang dlm kegelapan penjara. Para penonton memandangnya.. Kagum atas keadilan emir dan mengasihani kecantikan wajahnya yg dilanda duka dan matanya yg tak bahagia.
Kedua tentara itu muncul untuk ketiga kalinya sambil menyeret seorang lelaki yg lebih tua. Kakinya gemetar mengikuti di belakangnya sepanjang lantai, seperti dua carik yg sobek dari keliman bajunya. Dia memandang dgn gelisah ke semua jurusan, matanya dihantui penderitaan, kemiskinan, dan keadaan yg menyedihkan sekali.
Emir memandang pdnya, dan berkata dgn suara yg menjijikkan, 'Apakah kejahatan kotoran ini, yg berdiri laksana org mati di tengah2 org hidup?'
Salah seorang tentara itu menjawab, 'Dia tak lain seorang pencuri. Dia mendobrak gereja pd malam hari, tapi biarawan2 saleh menangkapnya. Di dlm bajunya mrk menemukan piala misa suci dari altar suci mrk.'
Emir menatapnya seperti seekor elang lapar menatap seekor merpati yg bersayap patah. Dia memekik, 'Bawa dia ke bawah dlm kegelapan dan ikat dia dgn besi. Saat fajar tiba, tahan dia pd sebuah pohon tinggi dan gantung dia dgn tali linen. Biarkan tubuhnya tergantung antara bumi dan langit. Cuaca akan menaburkan jari jemarinya yg mencuri dan angin akan merobek anggota tubuhnya menjadi kepingan2.'
Mereka membawa pencuri itu kembali ke penjara, dan org2 saling berbisik, 'Bagaimana mungkin pendosa lemah ini berani mencuri piala misa dari biara suci?'
Emir turun dari singgasana pengadilan, diikuti oleh org2 bijak dan para penasehat hukum. Para tentara itu berbaris di depan dan di belakangnya. Kerumunan penonton memencar. Arena dikosongkan dari semuanya, kecuali jeritan para tahanan, dan rintihan kesakitan yg mengibas bagai bayangan pd dinding.
Aku berdiri menyaksikan seperti sebuah cermin yg ditempatkan di depan bentuk yg bergerak, merenungkan undang2 serta manusia yg menyusahkan manusia lain, mempertimbangkan dgn hati2 ,,, bersambung

Monday, March 8, 2010

PRAHARA 5

Satu jam yg panjang melintas dlm pikiran dan pekikan pd prahara. Yusof el-Fakhri kadangkala berjalan hilir mudik di tengah ruangan dan adakalanya berdiri di pintu, sambil memandang pd langit yg suram. Dan aku? Aku tetap diam, mengamati gelombang yg mengetuk dlm jiwanya, mencoba memahami kata2nya, merenungkan hidupnya dan, di balik kehidupannya kenikmatan serta luka2 dari kesunyian. Tatkala paruh ke dua dari sang malam mencapai akhir, dia datang mendekatiku dan memandang wajahku untuk waktu yg lama. Seolah2 dia sedang mencoba memelihara ingatannya pd suatu gambaran manusia yg misteri kesendirian dan pengasingannya telah ia singkapkan. Lalu dgn lirih ia berkata, 'Sekarang aku akan pergi berjalan menembus badai. Itu adalah suatu kebiasaan yg memberiku kesenangan di musim gugur dan musim dingin... Di sini ada kopi dan rokok. Jika kau menginginkan anggur, Anda dapat menemukannya di dlm kendi. Jika kau ingin tidur, Anda dapat menemukan selimut dan bantal di sudut itu.'
Ketika dia menuturkan ini, dia mengambil sebuah jubah hitam yg berat dan tersenyum. 'Kuharap kau menutup pintu biara saat kau pergi pd pagi hari. Aku berencana menghabiskan siang esok harinya di hutan cadar.'
Ia melangkah menuju pintu dan membawa sebuah tongkat panjang yg selanjutnya bersandar pdnya. Dia berkata, 'Jika prahara mengejutkan engkau untuk kali kedua saat Anda berada di sekitar sini, jangan ragu2 untuk mencari perlindungan di biara ini. Tapi kuharap bahwa jiwamu akan mencintai prahara, jangan takut pdnya,.. Selamat malam, saudaraku.'
Ia berjalan ke luar dgn cepat memasuki malam. Ketika aku melangkah menuju pintu biara untuk melihat arah yg dia tempuh, kegelapan telah menelan dirinya. Selama beberapa menit aku tetap mendengar langkah2 kakinya di batu kerikil lembah itu.
Pagi telah tiba dan prahara telah berlalu. Awan berpencar dan gunung karang serta hutan nampak, diselimuti cahaya matahari. Kutinggalkan biara itu, sambil menutup pintu di belakangku. Di dlm jiwaku aku merasakan suatu kelemahan spiritual yg telah dibicarakan oleh Yusof el-Fakhri.
Sebelum aku kembali menuju tempat kediaman khayalak ramai, sebelum aku melihat gerakannya dan mendengar suara mrk, aku berhenti dan berkata dlm hatiku, 'Ya, kebangkitan spiritual cocok bagi manusia- lagipula, itulah tujuan manusia-tapi bukanlah peradaban, beserta kegelapan dan ambiguitasnya, adalah salah satu menyebabkan kesadaran spiritual? Aku heran bagaimana mungkin kami menolak sesuatu yg ada, kalau kenyataan sebenarnya adalah bukti keyakinan atas kebenarannya? Mungkin peradaban modern adalah suatu kebetulan yg melintas, tapi hukum abadi membuat kebetulan2 itu suatu tangga yg anak tangganya menuju ke substansi yg absolut.'
Aku tak pernah lagi berbicara dgn Yusof el-Fakhri, karena akhir dari kehidupan musim gugur itu telah menarikku jauh dari Lebanon utara. Aku pergi sebagai org pengasingan ke negeri2 yg jauh, yg praharanya begitu gelap. Tapi kehidupan pertapa di negeri itu adalah sejenis kegilaan.

PRAHARA 4

Dia berjalan hilir mudik di ruangan itu, sementara aku merenungi dirinya dan merenungkan kata2nya. Itulah yg menyebabkannya melukiskan lukisan umat manusia dgn garis2 yg begitu bengkok dan warna2 gelap. Aku menyelanya untuk bertanya,'Bagaimana mungkin aku menghargai gagasan dan maksud Anda,Tuan, atau menghormati kesendirian dan pengasinganmu, kalau aku tahu dan pengetahuan membawa dukacita bahwa melalui pembuangan dan pengasingan diri Anda ini bangsa yg sengsara telah kehilangan seorang manusia yg dikaruniai kemampuan membantu dan membangkitkannya?'
Seraya mengagukkan kepalanya, dia menjawab,'Bangsa ini tdk berbeda dibanding semua bangsa lain. Semua manusia memiliki hakikat yg sama. Mereka berbeda, satu dari yg lain, hanya pd permukaan dan dlm penampakan luarnya yg tak terkira banyaknya. Kesengsaraan bangsa2 Timur adalah kesengsaraan seluruh dunia. Tiada apapun di Barat yg dapat kau pertimbangkan unggul kecuali hanya pengejawantahan lain dari angan2 yg hampa. Kemunafikan tetaplah kemunafikan, walaupun kuku2nya dirawat. Korupsi tetaplah korupsi, walaupun sentuhannya lembut. Penipuan tdk menjelma menjadi kebenaran dgn mengenakan baju sutra dan hidup di istana,penipuan tdk menjadi kejujuran dgn menaiki kereta2nya atau naik ke langit dgn kapal udaranya. Ketamakan takkan menjadi kesenangan melalui pengukuran atau pertimbangan unsur2. Kejahatan takkan menjadi kebajikan dgn berjalan di antara pabrik dan laboraturium.
'kemudian di sana terdapat perbudakan2 kpd kehidupan, perbudakan kpd ajaran dan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat kelas atas, perbudakan kpd kematian. Perbudakan akan tetap perbudakan walaupun wajahnya dicat dan pakaiannya diubah. Perbudakan akan tetap perbudakan walau dia menyebut dirinya kebebasan. Tidak, saudaraku, orang Barat tak lebih tinggi derajatnya daripada orang Timur. Mereka tdk jauh berbeda daripada serigala dgn hyena. Aku memperhatikan dirinya dan kulihat bahwa di balik perwujudan masyarakat manusia yg berubah2 ada keadilan hukum yg tunggal menebarkan penderitaan,kebutaan, dan kebodohan secara sama. Ia tdk melebihkan suatu bangsa ketimbang yg lain atau memperlakukan suatu kelompok secara tdk adil dan tdk terhadap yg lain.'
Dengan perasaan heran dan tercengang, aku berkata,'Jadi peradaban dan semua yg ada di dlmnya adalah kesia2an?'
Dgn gembira dia menjawaab' Ya, peradaban adalah kesia2an, dan semua yg ada di dlmnya adalah kesia2an. Apakah penciptaan dan penemuan ini kecuali sifat buruk yg dgnnya pikiran membingungkan dirinya sendiri pd saat bosan dan tak senang? Penaklukan jarak, pendakian gunung, penjelajahan lautan dan angkasa semuanya adalah buah2 palsu yg terbuat dari asap. Mereka tdk menyamankan mata,juga tdk memberi makan hati nurani,juga tdk memuliakan jiwa.Seperti untuk tebakan dan teka-teki yg mrk namakan 'ilmu pengetahuan' dan seni', mrk tak memiliki apapun kecuali belenggu emas dan rantai yg manusia seret,senang dlm kemegahannya dan gemerincing mata rantainya. Tidak, mereka adalah sangkar2 yg berjeruji dan jeruji manusia mulai ditempa di masa silam, sedikit mengetahui bahwa akhir dari usahanya akan menjadikan dirinya seorang pahlawan yg terpenjara di antara mrk.
'Ya, perbuatan manusia adalah kesia2an, dan kesia2an setiap tujuan,hasrat,keinginan,kegunaan, dan harapannya. Segala sesuatu di muka bumi adalah kesia2an.Diantara semua kesia2an kehidupan hanya satu yg pantas untuk jiwa,pantas untuk hasrat yg dikehendaki. Tiada apa pun di sana kecuali sesuatu yg tersendiri.'
Aku berkata,'Apakah itu,Tuan?'
Dia berdiri tenang sejenak, matanya terpejam,wajahnya berbinar dan bahagia. Dengan suara yg manis dan bergetar dia berkata,'Itulah kelemahan jiwa. Itulah kelemahan di relung2 jiwa. Itulah pikiran yg membawa kegembiraan luar biasa secara tiba2 pd saat tdk memperhatikan, menjernihkan penghayatan seseorang agar org melihat kehidupan yg dikelilingi oleh nyanyian, dilingkupi oleh lingkaran cahaya,menjulang bagai menara cahaya diantara bumi dan ketakterhinggaan. Itulah salah satu pelita dari hakikat paling dlm eksistensi yg pecah secara mendadak menjadi lidah api di dlm jiwa dan membakar sekam,mengambang, melayang2 di langit luas. Itulah kasih sayang yg turun ke dalam hati seseorang: dia bangkit, mengherankan, dan menolak semua yg bertentangan dgnnya, membenci semua yg gagal menyesuaikan diri, memberontak melawan siapapun yg memahami misterinya. Ia adalah tangan rahasia yg menyingkapkan tabir dari hadapan mataku pd suatu saat ketika aku berada di rombongan keluarga,sahahat, dan saudara2 setanah air: aku bangkit, bingung dan tercengang, berkata pd diri sendiri,'Siapakah empunya wajah ini, dan siapa org2 yg memandangku ini? Bagaimana mrk mengenalku? Di manakah aku bersua dgnnya? Mengapa aku berada di antara mrk? Mengapa aku duduk di tengah mrk dan berbicara dgnnya? Apakah aku org asing di rumah tinggal yg dibangun untukku, dan yg kunci kehidupannya dipercayakan kpdku?'
Tiba2 dia terdiam, seolah mengingat bentuk2 yg tergambar dan bentuk2 dlm ingatannya yg tdk ingin ia singkapkan. Lalu dia merentangkan tangannya dan berbisik, 'Ini terjadi pdku empat tahun lalu. Kutinggalkan dunia dan mendatangi tanah kosong ini untuk hidup dlm kebangkitan, mengambil kenikmatan2ku dari pikiran,cinta,dan keheningan.'
Dia berjalan menuju pintu biara dan memandang ke lubuk malam, lalu dia memekik seolah dia berbicara pd prahara,' Itu adalah kebangkitan di kedalaman jiwa, dan barang siapa yg menyadarinya tak mampu mengungkapkannya dgn berbicara. Barangsiapa yg tdk memahaminya, dia tdk memahami misteri2nya. bersambung

Saturday, March 6, 2010

PRAHARA 3

Aku mencari kesunyian agar aku tak melihat wajah org2 yg menjual jiwa mrk demi membeli sesuatu yg lebih murah daripada jiwa mrk baik dlm hal harga maupun kehormatan. Aku mencari kesunyian krn aku tdk dapat menjumpai wanita yg pergi jalan2 dgn leher terjulur, mata berkedip2, pd mulutnya seribu senyuman, dan di kedalaman hatinya sebuah tujuan tunggal. Aku mencari kesunyian krn tak bisa duduk bersama mrk yg hanya memiliki pengetahuan parsial, melihat bayangan ilmu pengetahuan dlm mimpi dan membayangkan diri mrk dlm lingkaran kearifan. Ketika siaga dan terjaga- mrk menyaksikan sesuatu yg aneh dan muncul dgn tiba2 dari realitas dan membayangkan bahwa mrk memiliki esensinya yg sempurna. Aku mencari kesunyian krn aku bosan atas kebaikan yg tahu adat yg membayangkan kerendahan hati sebagai kelemahan, kasih sayang sebagai kepengecutan, kecongkakan sebagai sejenis kemuliaan.
'aku mencari kesunyian krn aku bosan kpd org kaya, yg mengira bahwa matahari dan rembulan serta bintang-gemintang hanya dari harta kekayaan mrk, dan menempatkannya melulu di dlm kantong mrk, jemu dgn para negarawan yg memainkan
Permainan dgn harapan2 bangsa dan yg meninggalkan debu emas di matanya dan mengisi telinga mrk dgn gema kata2. Aku letih terhadap para pendeta yg mendesak manusia dgn nasehat krn mrk sendiri tdk melaksanakannya, meminta pd org lain apa yg mrk tak harapkan dari mrk sendiri. Aku mencari kesunyian dan kesendirian krn aku tdk memperoleh dari tangan manusia keselamatan atas harga hatiku yg telah dibayar. Aku mencari kesunyian dan pengasingan krn aku benci akan istana yg besar dan hebat yg disebut peradaban, krn bangunan dgn arsitekturnya yg bagus berdiri tegak di atas bukit tengkorak manusia.
'Aku mencari kesunyian krn di dlm kesunyianlah terdapat kehidupan jiwa dan pikiran, hati dan raga. Aku mencari hutan belantara krn di sana kutemukan cahaya matahari, harum kembang, gemericik sungai. Aku mencari pegunungan krn di sana kutemukan kebangkitan musim semi, kerinduan musim panas,nyanyian musim gugur, dan kekuatan musim dingin. Aku datang ke biara sunyi ini krn aku ingin mengetahui rahasia alam semesta dan mendekati singgasana Tuhan.'
Dia diam, menarik nafas yg berat dari punggungnya. Matanya memancarkan sinar aneh dan ajaib. Kebanggaan dan kepuasan hati serta kekuatan yg memancar dari wajahnya.
Aku memandangnya untuk beberapa menit, merasa senang atas penemuan yg telah tersembunyi dariku. Lalu aku menunjuk pdnya,'Anda benar dlm segala hal yg Anda tuturkan, tapi, Tuan, apakah Anda tidak melihat? Anda telah mendiagnosis penyakit masyarakat dan telah menunjukkan pdku bahwa engkau salah seorang dari dokter y ahli. Adalah tdk benar bagi dokter meninggalkan sebelum pasien dirawat atau mati. Dunia yg merana memerlukan org seperti Anda. Adalah tdk adil bagi Anda untuk memisahkan diri dari penduduk padahal Anda mampu menolong mrk.'
Dia menatapku untuk sejenak, lalu berkata dgn suara putus asa dan dipenuhi kegetiran,'Sejak awal para tabib telah berusaha menghilangkan rasa sakit dari kesakitannya. Sebagian dgn menggunakan skalpel, dan yg lain menggunakan obat2an dan bubuk. Seluruh tabib ini telah tewas tanpa harapan. Terkutuklah pasien yg di seruluh zaman, tak ada pilihan kecuali membatasi dirinya pd ranjang kotorannya, ditolong hanya melukai luka2nya yg tak tersembuhkan! Tapi ketika seseorang menyambanginya untuk merawatnya, dia menjulurkan tangan untuk mencekiknya. Kebenaran yg membuat diriku sangat marah dan yg mengarahkan darahku ke api adalah kejahatan pasien yg membunuh tabib ini, lalu memejamkan matanya dan berkata pd dirinya sendiri,'Sesungguhnya dia adalah tabib besar...'Tidak, saudaraku, tak ada seorangpun yg dpt menolong mrk. Betapa pun terampilnya sang petani, dia tak dapat membuat kebunnya berbunga di tengah musim dingin.'
Aku menjawabnya demikian,'Tuan, musim dingin dunia telah berlalu, dan setelah itu akan datang cahaya dan musim semi yg indah. Bunga2 akan bersemi di padang2 dan nyanyian anak sungai di lembah2!.
Dia mengerutkan dah dan mendesah, berkata dalam suara yg diwarnai dgn kesedihan,'Setahuku, Tuhan telah membagi kehidupan manusia, yg merupakan seluruh keabadian, ke dlm musim2 bagaikan musim2 dari sang tahun, cepat menyusut dan saling mengikuti di dlm penggantian. Setelah sejuta tahun, apakah sebuah bangsa manusia yg muncul di atas permukaa bumi hidup dgn jiwa dan kebenaran? Apakah suatu masa akan tiba ketika manusia akan duduk dlm kemuliaan di tangan kanan kehidupan, bergembira dlm cahaya siang yg gemilang dan keheningan malam? Apakah engkau meramalkan datang untuk berlalu? Atau apakah itu datang untuk berlalu hanya setelah bumi kenyang dgn daging manusia, memuaskan dahaganya dgn darah mrk?'
Dia berdiri, mengangkat tangan kanannya seolah2 dia sedang menunjukkan ke sebuah dunia lain ketimbang dunia ini.'Inilah mimpi yg tak masuk akal, dan biara ini bukanlah sebuah rumah impian. Itulah yg kutahu tentang kepastian yg mengisi setiap sudut dan ruang di dalamnya, sungguh2 mengisi setiap sudut dan ruang di dalamnya,sungguh2 mengisi setiap tempat di lembah2 dan pegunungan ini. Namun yg aku tahu mengenai kepastian hanyalah sebatas ini. Aku adalah wujud kemakhlukan yg ada, dan di kedalaman diriku adalah kelaparan dan kehausan. Aku paham kebenaran ini- krn aku menghidangkan roti dan anggur kehidupan di dalam jambangan2 yg telah kuciptakan dgn tanganku sendiri. Atas alasan itulah aku tinggalkan meja pesta manusia dan datang ke tempat ini. Di sinilah aku akan tinggal sampai akhir.'
Dia berjalan hilir mudik di ruangan,,,bersambung

Friday, March 5, 2010

PRAHARA 2

Kini jika engkau percaya akan kebenaran dari apa yg kau tuturkan, tinggalkanlah manusia dgn adat rusak dan undang2 yg tak bernilai. Hiduplah di tempat yg terpencil dan jangan mematuhi hukum kecuali hukum bumi dan langit!'
Aku membalas,' Tuan, aku percaya apa yg kukatakan'
Dia mengangkat tangannya dan berbicara dgn suara keras dan pongah, 'Percaya adalah satu hal, namun perbuatan adalah hal yg lain, namun hidup mereka seperti rawa2 busuk. Mereka yg menengadahkan kepalanya di atas puncak gunung, namun jiwa mereka tetap tidur dalam kegelapan gua-gua.'
Sementara dia berbicara, aku tak sempat menyela. Dia bangkit dari tempatnya dan menempatkan burung murai di atas pakaian lusuh di dekat jendela. Dia lalu mengambil segenggam ranting kering dan melemparkannya ke atas api, sambil berkata.'Tanggalkan sepatumu dan keringkanlah kakimu. Kelembaban tidak sehat untuk manusia. Keringkanlah pakaianmu dan janganlah merasa segan'
Aku beranjak dan berdiri di dekat perapian, uap mengepul dari bajuku yg basah, sedangkan dia tetap tegak berdiri di pintu pondok, sambil memandang langit yg sedang murka.
Sejurus kemudian, aku bertanya pdnya, 'Sudah lamakah Anda tinggal di biara ini?'
Dia menjawab tanpa memandangku,'Aku datang kemari ketika bumi tanpa bentuk, dan jiwa Tuhan bergerak di atas permukaan air'
Tetapi dlm hatiku aku berfikir,'Betapa anehnya orang ini, dan betapa sulit untuk mengenalinya apa adanya. Meskipun demikian, aku harus bertanya pdnya dan mempelajari misteri2 jiwanya. Aku akan menanti dgn sabar sampai dia berhenti menghina dan menjadi lebih lunak dan lembut.'
Kegelapan menebarkan jubah hitamnya di atas lembah2, dan hujan turun terus menerus sehingga aku membayangkan bahwa banjir telah datang untuk kali kedua demi menghancurkan kehidupan dan memurnikan bumi dari kotorannya. Amukan prahara rupanya menciptakan kedamaian dlm jiwa Yusof el-Fakhri, sebab kadangkala suatu akibat memiliki dampak yg bertentangan. Kebenciannya pdku tiba2 berubah menjadi persahabatan. Dia bangkit dan menyalakan dua kandil. Dia meletakkan sebuah kendi tanah berisi anggur dan sebuah nampan berisi roti, keju, buah zaitun, madu, dan buah2an kering di hadapanku. Dia duduk di hadapanku dan berkata dgn santun,'Ini semua adalah makanan yg kupunya. Silakan, saudaraku, membaginya bersamaku.'
Kami menyantap makan malam kami dlm kebisuan, diiringi raungan angin dan ratapan hujan. Kuamati wajahnya di antara suapan2, mendalami untuk menemukan petunjuk yg tersembunyi di kedalaman jiwanya yg mungkin menyiratkan makna kehendak hati dan perasaannya, misteri2 yg berakar dlm jiwanya.
Setelah dia menghentikan makan malam, dia mengangkat sebuah ceret tembaga berisi kopi panas, menuang kopi murni yg harum ke dlm dua buah cawan, dan membuka kotak berisi rokok. Dengan tenang dia berkata.'Silahkan.saudaraku.'
Aku mengambil sebatang rokok dan mengangkat cawan kopi. Aku hampir tdk percaya pd apa yg aku lihat. Dia memandang seolah2 dia mengerti pikiranku, dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Setelah kunyalakan rokok dan menyesap sedikit kopi, dia berkata.'Pasti, Anda terkejut menemukan anggur,tembakau, dan kopi di biara ini, serta makanan dan selimut . Aku tak menyalahkan Anda, karena Anda, seperti kebanyakan orang,membayangkan bahwa pengasingan dari khayalak ramai berarti pengasingan dari kehidupan dan dari kesenangan2 alamiah serta kegembiraan yg bersahaya dari kehidupan.'
Aku menjawab,'Ya, Tuan, krn kita biasa berfikir bahwa seseorang yg membelakangi dunia, untuk beribadah kpd Tuhan, meninggalkan di belakangnya segala kenikmatan dan kesenangan dunia demi hidup bersahaya, asketik, dan kehidupan menyendiri, mencukupi dirinya dgn air dan tumbuhan bumbu.'
Dia berkata, 'Aku bisa beribadah kpd Tuhan meskipun tinggal di tengah masyarakat, krn beribadah itu tdklah memerlukan pengasingan dan kesendirian. Aku tdk meninggalkan dunia untuk menemukan Tuhan, krn aku telah menemukan-Nya di rumah ayahku dan di setiap tempat yg lain. Aku mengelak khayalak ramai krn sifatku tdk sesuai dgn sifat mrk, impian2ku tdk seirama dgn mimpi2 mrk. Aku meninggalkan khayalak ramai krn kutemukan diriku adalah sebuah roda yg berbelok ke kanan di antara banyak roda yg berbelok ke kiri. Kutinggalkan kota hingga kutemukan sebuah pohon yg rusak,tua dan kuat, dgn akar2 yg terhunjam di kegelapan bumi dan cabang2nya menggapai mega. Namun bunga2 adalah ketamakan,penganiayaan, dan kejahatan. Buah2nya adalah kesengsaraan, penderitaan dan ketakutan. Orang2 budiman mencari korupsi apapun untuknya yg akan mengubah hakikatnya, tp mrk gagal. Mereka mati karena kecewa,tertindas dan dikalahkan.'
Pada saat itu, dia bersandar pd perapian, sambil melihat untuk menemukan kesenangan di dlm pengaruh kata2nya terhadapku. Dia agak memperkeras suaranya dan melanjutkan, 'Tidak, aku tdk mencari kesendirian untuk beribadah, bertapa, krn ibadah adalah nyanyian hati dan akan mencekau telinga Tuhan justru jika berpadu dgn suara ribuan org. Bertapa? Itu mengawasi tubuh dan membuat malu hasratnya. Ini tak mendapat tempat dlm agamaku. Tuhan menciptakan tubuh sebagai kuil bagi jiwa. Kita hrs melindungi kuil ini agar ia tetap kuat dan suci, cocok untuk keilahian yg turun ke dalam nya.
'Tidak,saudaraku, aku tdk mencari kesunyian untuk beribadah dan bestapa. Aku mencarinya ketika aku mengelak dari khalayak ramai, dari undang2 dan ajaran dan kebiasaan serta pikiran2nya, dari tuntutan dan ratapannya. Aku mencari kesunyian agar aku tak melihat wajah org2 yg menjual jiwa mereka demi membeli sesuatu yg lebih murah . . .bersambung

PRAHARA Karya KAHLIL GIBRAN

Dalam tahun ketiga puluh dari hidupnya, Yusof el-Fakhri meninggalkan dunia dan semua yg ada di dlmnya demi hidup sebagai seorang pendiam, pertapa asketik di dlm biara sunyi di tepi Lembah Kadisha di sisi utara Gunung Lebanon itu.
Penduduk dari desa2 tetangga berselisih mengenai siapa dia sebenarnya.Sebagian mengatakan bahwa dia berasal dari keluarga hartawan dan terpandang, tapi dia dikhianati oleh wanita yg dia cintai. Karena alasan ini dia tinggalkan rumah tuanya, mencari penghiburan dlm kesendirian. Yg lain berkata bahwa dia adalah seorang penyair hebat yg melarikan diri dari tuntutan masyarakat agar bisa mencatat pikiran2 dan perasaannya dlm puisi. Yg lain berkata bahwa dia adalah seorang sufi yg saleh, yg dipenuhi dgn keyakinannya dan tak memperdulikan dunia. Bahkan yg lain berujar dgn enteng, Dia gila.
Aku sendiri tak punya kesimpulan terhadap pendapat2 ini, krn aku tahu bahwa jiwa2 yg berisi misteri gelap takkan pernah bisa diungkap dgn spekulasi yg gampangan. Ingin kutemui org asing itu dan ingin sekali bercakap2 dgnnya. Dua kali aku mencari untuk mendekatinya agar menemukan penjelasan siapakah dia sesungguhnya.dia hanya membelalak dan menolak diriku dgn kasar dan kata2 dingin. Saat pertama aku berjumpa dgnnya, dia sedang berjalan dekat hutan Cedar. Aku melempar salam pdnya sesopan aku mampu. Dia kembali melempar salam dgn anggukan pendek, berpaling,dan pergi lari dariku. Kali kedua aku menemukannya sedang berdiri di tengah sebuah kebun anggur kecil dekat biaranya. Aku menghampirinya dan berkata, 'Kemarin aku mendengar bahwa seorang pendeta Syiria membangun biara ini pd abad keempat belas. Apa Anda tahu sesuatu tentang itu, Tuan?'.
Dia menjawabku dgn membelalak,' Aku tak tahu siapa yg mendirikan pondok ini, jg aku tak mau tahu.'Lalu dia membalikkan punggungnya ke arahku dan menambahkan dgn rasa penghinanan.'Mengapa tdk kau tanya nenekmu? dia lebih tua dan lebih tahu tentang sejarah lembah2 ini.' Maka aku meninggalkannya, bingung dan malu atas sikap kekanakanku.
Dua tahun berlalu. Kehidupan org yg mengandung teka teki ini memikat imajinasiku dan memenuhi pikiran serta mimpi2 ku.
Suatu hari di musim semi aku mengembara di antara perbukitan dekat biara Yosof el-Fakhri dan tiba2 aku dikejutkan oleh sebuah prahara. Angin dan hujan membuat diriku laksanana alat permainan laut yg mengamuk mempermainkan sebuah kapal, gelombang menghancurkan kemudi dan angin mengoyak2 layarnya. Aku berbelok menuju biara itu, sambil membatin, Inilah kesempatan yg tlh lama kucari untuk menyambangi pertapa ini, karena badai akan menjadi alasanku dan pakaianku yg basah penyokongku.
Aku mencapai biara itu dlm keadaan yg menyedihkan.Tak lama kemudian aku mengetuk pintu, lalu lelaki yg tlh begitu lama kurindukan tlh tepat berada di hadapanku. Dia memegang seekor burung, kepalanya terluka dan sayap2nya patah, bergetar seolah2 dia berada dlm ambang nafas terakhirnya. Setelah memberi salam pdnya, aku berkata, 'Maafkan aku, Tuan, karena kedatanganku dgn cara begini, tapi badai begitu hebat dan aku jauh dari rumah.'
Dia mengamati wajahku dan k mudian berbicara dgn suara yg dinodai kemuakan.'Ada banyak gua di daerah ini. Anda bisa mengungsi di salah satu gua itu'.
Dia berkata sambil mengusap kepala burung dgn kelembutan yg tak pernah kulihat dlm hidupku. Aku heran dgn dua pertentangan -kekembutan dan kekejaman sekaligus- aku tak faham apa yg dilakukannya. Agaknya dia tahu apa yg ada dibenakku. Dia memandangku, mencari penjelasan, dan berkata,' Prahara takkan memakan makanan basi. Mengapa engkau takut pdnya dan melarikan diri?.
Aku menjawab, 'Prahara tdk mungkin seperti makanan, basi atau segar, tapi dia candu yg dingin dan basah. Tanpa ragu2 dia akan menemukanku laksana santapan yg lezat, dan dia akan meraih diriku sekali lagi.'
Wajahnya tenang sejenak lalu berkata,' Prahara akan menelanmu, kau akan mencapai suatu kehormatan yg engkau tak layak mendapatkannya.'
Aku membalas,'Ya, tapi Tuan, aku datang pdmu melarikan diri dari prahara agar tak menerima kehormatan yg tdk kuwarisi.'
Dia memalingkan kepalanya, mencoba menyembunyikan senyum tipisnya, dan menunjuk sebuah bangku kayu dekat perapian tempat sekobar api terbakar,'Duduk dan keringkan pakaianmu.'
Setelah berterima kasih, aku duduk di dekat perapian. Dia duduk di depanku pd sebuah bangku yg tersandar pd batu. Dia mulai memasukkan ujung2 jarinya ke dlm sebuah kendi tanah, mengusapkannya ke sayap dan kepala burung yg terluka. Lalu dia menoleh kpdku dan berkata,'Angin menangkap burung murai ini dan melempar dia menghantam batu karang, meninggalkan dia dlm keadaan setengah mati'
Aku menjawab,'Angin, Tuan, jg mebawaku ke pintumu, dan kini aku tak tahu apakah dia mematahkan sayapku atau melukai kepalaku.'
Dia menatap wajahku dgn penuh perhatian.'Betapa hebatnya manusia kalau memiliki sifat dasar seekor burung, sehingga angin dpt mematahkan sayapnya dan meremukkan kepalanya. Tapi manusia ada dgn sikap penakut dan pengecut. Begitu dia disentakkan prahara dia pun melarikan diri, berusaha menyembunyikan dirinya di antara bebatuan karang dan gua2 bumi.'
Sambil menerawangkan pikiran ini, aku berkata.'ya, burung itu memiliki kehormatan yg tak dimiliki manusia, krn manusia hidup dlm bayang2 hukum dan adat yg dia rencanakan untuk dirinya sendiri, namun sekawanan burung hidup sesuai dgn kemutlakan hukum semesta yg memandu bumi mengedari matahari.'
Matanya bercahaya dan wajahnya menunjukkan kegembiraan seorang guru yg menemukan seorang murid penuh pengertian.'Bagus.Bagus! bersambung

Thursday, March 4, 2010

Biografi KAHLIL GIBRAN

KAHLIL GIBRAN lahir di Bestari, Lebanon 1833. Pada usia 10 tahun ia berimigrasi ke Amerika bersama ibunya dan kedua adik perempuannya. Sempat kembali ke tanah kelahirannya selama tiga tahun untuk memperdalam bahasa Arab.
Kahlil Gibran menghabiskan masa remaja bersama seniman bohemian di Boston. Ia juga pernah tinggal di Paris selama setahun untuk berguru seni rupa pada beberapa seniman Perancis. Pulang dari Paris ia pindah ke New York dan menetap di kota ini sampai akhir hayat.
Tulisan-tulisan Gibran dikenal luas karena cita rasa orientalnya yg eksotik, bahkan mistis. Dianggap sebagai penyair Arab perantauan terbesar. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke lebih 20 bahasa.
Kahlil Gibran meninggal di New York 1931, jenazahnya dimakamkan di Lebanon, tanah kelahirannya.

Wednesday, March 3, 2010

Perjalanan Sang Guru Menuju Venice 4

Engkau telah menanam bunga bakung putih di padang hatiku yg hancur, dan telah memindahkanku ke lembah yg jauh dan menunjukkan bahwa aku adalah seorang yg lemah.
'Wahai teman2 kesunyian dan pembuanganku: Tuhan telah menghendaki aku minum cangkir pahit kehidupan. KehendakNya kupenuhi. Kita bukanlah apa2, kita hanyalah atom2 yg lemah dlm surga yg terbatas, dan kita hanya bisa berbakti dan
Pasrah pd kehendak Tuhan.
'Jika mencintai, cinta kita bukanlah dari kita, atau bukan untuk kita. jika kita bergembira, kegembiraan kita tdk ada dalam diri kita, tetapi dalam kehidupan itu sendiri. Jika kita berduka, sakit kita tdk berada dlm luka kita, tetapi di dalam jantung Alam.
'Aku tidak mengeluh, sebagaimana aku ceritakan kisah ini: untuk mereka yg meragukan Kehidupan, dan aku adalah org yg beriman kuat. Aku percaya pd arti sebuah kepahitan yg ada dlm setiap obat yg aku minum dari cangkir Kehidupan. Aku percaya pd keindahan dukacita yg menembus hatilu. Aku percaya pd kasih sayang abadi dari jari2 yg mencengkeram jiwaku.
'Inilah ceritaku. Bagaimana aku bisa mengakhirinya, sementara dlm kebenaran ia tdk memiliki akhir?.
'Aku terus berlutut di depan peti jenazah itu, tenggelam dlm kebisuan, dan aku memandang wajah bidadari itu sampai fajar tiba. Kemudian aku berdiri dan kembali ke kamarku, menunduk di bawah berat Keabadian, yg ditopang oleh luka kemanusiaan yg penuh penderitaan.
'Tiga minggu kemudian aku meninggalkan Venice dan kembali ke Lebanon. Ini setelah aku menghabiskan waktu beribu2 tahun dlm kedalaman masa lalu yg luas dan bisu.
'Tetapi bayangan itu tetap ada. Walaupun aku telah mengetahui bahwa dia telah mati, dalam jiwaku dia tetap hidup. Dalam bimbingannya aku bekerja dan belajar. Pekerjaan itu, engkau, muridku, mengetahuinya dgn baik.
'Pengetahuan dan kebijaksanaan yg kuperoleh aku perjuangkan untuk membawa rakyatku dan para pemimpin mereka. Aku bawa ke Al-Haris, Gubernur Lebanon, dg jeritan org2 tertindas, yg tlh dicengkeram di bawah ketidakadilan dan kejahatan negaranya dan para pemimpin Gereja.
'Aku menghiburnya untuk mengikuti jalan para pendahulunya dan menghadapi pekerjaan2 seperti yg mrk lakukan, dgn pengampunan, amal, dan pemahaman. Aku katakan pdnya, Rakyat adalah kesucian dari kerajaan kita dan sumber dari kemakmuran. Dan aku katakan lebih lanjut, Ada empat hal yg membuat pemerintah terbuang dari dunianya: Kemurkaan, Ketamakan,Kesalahan, dan Kekerasan.
'Karena mengajarkan hal ini dan hal2 lain aku telah dihukum, dibuang ke pengasingan, dan dikucilkan oleh Gereja.
'Maka datanglah malam ketika Al-Haris, yg sedang susah hatinya,tdk bisa tidur. Sambil berdiri menghadap jendela, dia merenungkan cakrawala. Begitu mengagumkan!Begitu banyak tubuh2 surgawi yg hilang dlm keabadian! Siapakah yg menggerakkan bintang2 ini dlm garis edarnya? Apakah hubungan antara planet2 yg jauh itu dgn kita?Siapakah saya dan mengapa saya ada di sini?Semuanya Al-Haris tanyakan pd dirinya sendiri.
'Kemudian dia ingatkan telah membuangku dan menyesali cara2 kekerasan yg pernah dia lakukan pdku. Sekali dia datang kpdku,sambil memohon dgn amat akan pengampunanku. Dia menghormatiku dgn jubah resmi dan menyatakan diriku di depan semua org sebagai penasehatnya, sambil menaruh sebuah kunci emas di tanganku.
'Selama masa pembuanganku aku tdk menyesali apapun. Dia yg mencari kebenaran dan menyatakan pd umat manusia dibatasi oleh penderitaan. Penderitaanku telah memberi pelajaran pdku untuk memahami penderitaan umatku,penyiksaan atau pembuangan tdk membuat pandanganku picik.
'Dan sekarang atau lelah....'
'Setelah menyelesaikan ceritanya,Sang Guru menyuruh Sang Murit pergi. Murit itu bernama Almuhtada,yg berarti,'yg memperoleh petunjuk', dan pergi ke tempat pengasingannya untuk mengistirahatkan tubuh dan jiwanya dari kepenatan kenangan-kenangan masa lalu.

Perjalanan Sang Guru Menuju Venice 3

'Di sini adalah takdirmu.' Pelan2 aku menaiki tangga menuju rumah itu, diikuti olei tukang gondola yg membawa barang2ku. Ketika aku mencapai pintu gerbang, aku membayarnya dan membiarkannya pergi sambil mengucapkan terima kasih.
'Aku mengetuk, dan pintu terbuka. Aku masuk dgn disambut salam ratapan dan tangisan. Aku terkejut dan heran. Seorang pelayan tua datang mendekatiku, dan dg suara sedih menanyakan apa keinginanku.'Apakah ini rumah walikota?' aku menyelidik. Dia membungkuk dan mengangguk, kemudian aku menyerahkan surat tugas yg diberikan kpdku oleh Gubernur Lebanon. Dia mengamati surat itu dan berjalan dg serius menuju ruang tamu.
'Aku berpaling pd pelayan muda dan menanyakan sebab dukacitanya yg meliputi seluruh ruangan itu. Dia mengatakan bahwa anak perempuan Walikota meninggal dunia pd hari itu, dan dialah yg menutup wajah putri itu kemudian menangis sejadi2nya.
'Bayangkanlah perasaan seorang yg menyebrangi lautan, sepanjang waktu ia menunggu antara harapan dan keputusasaan, dan di akhir perjalanannya ia berdiri di gerbang rumah yg didiami oleh hantu2 ratapan dan dukacita yg kejam. Bayangkanlah perasaan seorang asing yg mencari hiburan dan keramahtamahan di satu rumah, namun ia hanya disambut oleh2 sayap2 Kematian.
'Segera pelayan tua itu kembali, dan membungkuk, kemudian berkata, 'Walikota menunggu Anda'.
'Dia mengantarku menuju pintu di ujung koridor yg paling tinggi, kemudian memberi isyarat kpdku untuk masuk. Di ruang tamu aku bertemu sekelompok pendeta dan para pejabat lainnya, semuanya tenggelam dlm kebisuan yg dlm. Di tengah ruangan, aku disambut oleh lelaki tua berjanggut putih panjang, yg menyalamiku dan berkata.. Kesedihan kami telah menyambutmu, yg dtg dari pulau seberang, di hari kami kehilangan anak perempuan kami yg tercinta. Walaupun aku percaya bahwa rasa kehilangan ini tidak akan mengganggu misimu, namun aku akan melaksanakan tugas itu sekuat tenagaku.'
'Aku mengucapkan terima kasih untuk keramahannya dan menunjukkan dukacita dalam lubuk hatiku yg terdalam. Kemudian dia mempersilahkan duduk, aku menikmati istirahat dlm keheningan.
'Seperti halnya aku melihat wajah2 sedih orang2 berkabung, dan mendengarkan keluh kesah mrk yg penuh kesakitan, aku merasakan hatiku tertutup oleh kesedihan dan kesengsaraan.
'Segera satu per satu dari org2 yg berkabung meninggalkan tempat itu, sehingga yg tinggal hanya aku dan ayah yg dilanda kesedihan itu. Ketika aku akan beranjak, dia menarikku, dan mengatakan,'Kumohon pdmu, temanku, jangan pergi. Jadilah tamu kami, semoga kamu dapat bersabar bersama kami dalam kesedihan.'
'Kata2nya menyentuh relung hatiku, aku menyetujuinya tanpa protes, dan dia melanjutkan,'Orang Lebanon adalah org paling terbuka untuk menerima org asing di negerinya. Kami benar2 hrs melalaikan tugas kami krn kami telah berbuat kurang baik dan sopan terhadap tamu kami dari Lebanon.'Dia membunyikan bel, dan pembantu rumah tangganya muncul menjawab panggilan itu, dgn memakai seragam yg sangat bagus.
'Tunjukkan tamu kita ini ke kamarnya di sebelah timur, dia berkata, dan jaga dia baik2 selama dia bersama kita.
'Pelayan itu mengantarku ke kamar yg sangat luas dan mewah yg ditunjuk tadi. Segera setelah itu ia pergi, aku merebahkan diriku di atas dipan, dan mulai memikirkan keadaanku di negeri asing ini. Aku mengingat kembali jam pertama yg tlh kuhabiskan di sini, di tempat yg sangat jauh dari tanah kelahiranku.
'Dalam beberapa menit, pelayan kembali, sambil membawakan makan malamku di atas sebuah nampan emas. Setelah selesai makan, aku mulai mengelilingi ruangan, kemudian berhenti di muka jendela untuk melihat langit Venice, dan mendengar suara gondola dan alunan ritmik bunyi dayung. Lama sebelum aku mengantuk, dan merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, aku membiarkan diriku melupakan semua kejadian, sehingga aku benar2 terlena dlm tidur dan ketenangan yg meletihkan.
'Aku tidak tahu berapa jam aku menghabiskan waktu di negeri ini, krn banyak wilayah luas kehidupan yg dilintasi jiwa,dan kita tdk bisa mengukurnya dg waktu, hasil ciptaan manusia. Yg aku rasakan kemudian hanyalah keadaan yg buruk di mana kutemukan diriku.
'Tiba2 aku sadar sebuah petir menyambar di atasku, beberapa ruh yg sangat halus memanggilku, tetapi tanpa ada tanda yg bisa dirasakan. Aku berdiri,dan berjalan menuju sebuah ruangan, seolah2 didorong oleh kekuatan ilahi. Aku berjalan, tanpa kukehendaki, seolah dlm mimpi, sambil merasakan seakan aku tengah melakukan perjalanan di dunia yg ada di balik ruang dan waktu.
'Ketika aku mencapai ujung sebuah ruangan besar, aku langsung membuka pintu dan mendapatkan diriku berada dlm sebuah kamar yg luas. Aku berdiri di tengahnya dikelilingi lilin2 yg berkelap kelip dan karangan bunga putih. Aku menunduk di sisi keranda mayat dan memandang almarhumah. Di hadapanku, diselubungi oleh kematian,adalah wajah kekasihku, teman hidupku. Dia adalah wanita yg kupuja, skr dingin dlm kematian, dibungkus kain kafan putih,dikelilingi bunga2 putih, dan dijaga oleh kebisuan masa.
'Oh Tuhan Kasih sayang, Kehidupan, dan Kematian! Engkau tlh menciptakan jiwa2 kami.Engkaulah pembimbing ruh2 kami menuju cahaya dan kegelapan. Engkaulah penenang hati kami dan membuat hati kami berharap dan bersedih. Sekarang Engkau menunjukkan pdku teman masa mudaku berada dlm kedinginan ini dan bentuk yg tanpa kehidupan.
'Tuhan, Engkau tlh melemparku dari tanah kelahiranku dan menempatkanku di tanah yg lain, dan menyingkapkan pdku kekuatan Kematian yg melampaui Kehidupan, dan Kesedihan yg melampaui Kesenangan. , .bersambung

Tuesday, March 2, 2010

PERJALANAN SANG GURU MENUJU VENICE 2 Gubernur Lebanon mengutusku ke Venice untuk sebuah misi ilmiyah, dgn sebuah surat rekomendasi untuk seorang wali kota, yg tlh ia temui di Konstantinopel. Aku meninggalkan Lebanon dg sebuah kapal Italia di bulan Nisan. Udara musim semi menyebarkan bau semerbak ,dan awan putih tergantung di atas cakrawala laksana lukisan2 yg sangat indah. Bagaimana hrs kugambarkan pdmu tentang kegembiraan yg kurasakan selama perjalanan itu? Kata2 tdk akan cukup untuk menjelaskan perasaan terdalam dlm hati manusia. 'Tahun2 yg kulalui bersama kekasih hanya terisi dg kesenangan,kebahagiaan,dan kedamaian. Aku tdk pernah menduga bahwa kesakitan menungguku, atau kepahitan itu bersembunyi di dasar cangkir kesenanganku. 'Saat perjalanan membosankan dari bukit2 dan lembah2 tempat asalku menuju pantai, kekasihku duduk di sisiku. Dia selalu bersamaku selama tiga hari penuh kesenangan yg kulalui di Beirut, menjelajahi kota dgnku, ikut berhenti di mana aku berhenti, dan dia tersenyum ketika seorang teman menyapaku. 'Ketika aku duduk di balkon penginapan, sambil melihat2 kota, dia bersamaku dalam lamunan2ku. 'Tetapi ketika aku naik kapal, perubahan besar telah menyapuku. Aku merasa tangan aneh mencengkeramku dan mendorongku ke belakang dan aku mendengar sebuah suara dlm diriku berbisik,'Kembalilah!Jangan pergi! Kembalilah ke pantai sebelum kapal mulai berlayar!' 'Aku tdk mengacuhkan suara itu.Namun kemudian ketika kapal berlayar, aku merasa seperti seekor burung kecil yg tiba2 terhempas di antara cakar2 elang dan dibawa terbang tinggi ke langit. 'Di malam hari, seperti pegunungan dan perbukitan Lebanon tenggelam di cakrawala, aku menemukan diriku di haluan kapal. Aku memandang berkeliling mencari wanita impianku, wanita yg amat kucintai, pasangan hari2ku, tetapi dia tdk lagi di sisiku. Perawan ayu yg wajahnya kulihat setiap kali aku menatap langit, yg suaranya kudengar dlm keheningan malam, yg tangannya kugenggam setiap kali kuberjalan di jalan2 kota Beirut -kini tidak lagi bersamaku. 'Untuk pertama kalinya dlm hidupku aku menemukan diriku sendiri di sebuah perahu yg berlayar di samudra nan dalam. Aku naik ke dek, sambil memanggil dia dalam hatiku, sambil menatap gelombang laut dg harapan dpt melihat wajahnya. Tetapi semuanya sia2. Di tengah malam, ketika semua penumpang yg lain tlh terlelap, aku kembali ke dek, dgn perasaan susah dan bingung. 'Tiba-tiba aku memandang ke atas, dan melihatnya, kekasih hidupku, berada di atasku, dalam jarak yg dekat dg haluan kapal. Aku melompat kegirangan, membentangkan tanganku, dan berteriak, 'Mengapa kamu meninggalkanku, kekasihku! Ke mana kamu pergi? Di mana kamu berada? Mendekatlah pdku sekarang, dan jangan pernah lagi meninggalkanku!' 'Dia tdk bergerak. Di wajahnya kulihat tanda2 kesedihan dan kesakitan, sesuatu yg tak pernah kulihat sebelumnya. Sambil berbicara lembut dg nada sedih, dia berkata, 'Aku datang dari kedalaman samudra untuk melihatmu sekali lagi, sekarang turunlah ke kabin,lalu tidurlah dan bermimpilah.' 'Setelah mengucapkan kata2 itu, dia menyatu dg awan gemawan, dan menghilang. Seperti seorang anak kecil yg lapar, aku memanggilnya dg penuh kekalutan. Aku membentangkan tanganku ke segala penjuru, tetapi yg tampak hanya udara malam, diwarnai dg tetesan embun. 'Aku turun menuju tempat tidurku, merasakan berkurangnya elemen2 gerakan dlm diriku. Seolah2 aku berada dlm kapal yg lain sama sekali, berada di tengah lautan. 'Sungguh aneh, secepat aku menyentuh bantalku, seperti itu pula aku tertidur. 'Aku bermimpi. Dlm mimpiku aku melihat sebuah pohon apel yg berbentuk spt salib, dan di atasnya seolah2 kekasih jiwaku tergantung dlm keadaan tersalib. Darah menetes dari kaki dan tangannya dan jatuh menimpa bunga2 pohon itu. 'Kapal terus berlayar, siang dan malam, tetapi aku seolah hilang dlm keadaan trance, tdk mengerti apakah aku seorang manusia yg tengah berlayar melewati musim atau hantu yg melintasi langit berawan. Sia-sia aku memohon pertolongan untuk bisa mendengar suaranya, atau menatap sorot matanya atau jemarinya yg lembut menyentuh bibirku. 'Empat belas hari tlh berlalu dan masih sendiri. Pada hari kelima belas, di sore hari, kami melihat bendera Italia di jarak tertentu, dan pd petang harinya kami telah memasuki pelabuhan. Sekelompok orang dg gembira menghiasi gondola, menyambut kapal dan membawa para penumpang ke kota. 'Kota Venice terletak di sebuah pulau yg sangat kecil, yg dekat dgn lainnya. Jalan2nya berupa kanal dan sejumlah penginapan dan tempat tinggal dibangun di atas air. Gondola merupakan salah satu alat transportasi. 'Tukang gondola-ku menanyakan ke mana tujuanku, dan ketika kukatakan ke rumah Walikota Venice, dia melihatku dg kagum. Ketika kami melewati kanal, malam telah menebarkan jubah hitamnya di seluruh kota. Cahaya yg memancar dari jendela2 penginapan dan gereja yg terbuka, pantulannya di air memberikan keindahan kota reperti dlm puisi impian, sangat menarik dan mempesona. 'Ketika gondola mencapai persimpangan dua kanal, tiba2 aku mendengar dentangan yg amat memilukan dari suara lonceng gereja. Walaupun aku berada dlm kondisi trance spiritual, dan jauh berada di awang2, suara itu mampu menembus kalbuku dan membangkitkan kesedihan jiwaku. 'Gondola sampai di dermaga, dan ditambatkan di kaki tangga pualam yg menuju jalan beraspal. Tukang gondola menunjukkan rumah yg sangat indah, berada di sebuah taman, kemudian dia berkata: Di sini adalah takdirmu.' Pelan2 aku menaiki tangga menuju rumah itu, dan diikuti oleh tukang gondola yg - bersambung

Karya Kahlil Gibran Perjalanan Sang Guru Menuju Venice

PERJALANAN SANG GURU MENUJU VENICE
Ketika sang murid melihat sang guru berjalan sendiri menuju taman, tanda2 kedalaman ilmunya tampak jelas melalui wajahnya yg pucat. Sang murid mengagungkan gurunya dg nama Allah, dan meminta penjelasan tentang sebab duka citanya. Sang guru memberi isyarat dg tongkatnya dan meminta sang murid duduk di atas batu dan siap mendengarkan cerita sang guru.
Sang guru berkata:
Kamu menginginkan aku untuk menceriterakan tragedi yg kenangannya hidup kembali di setiap hari dan malam memenuhi kalbuku, kamu bosan dg kebisuanku yg panjang dan rahasiaku yg tak terucapkan, dan kamu terganggu oleh keluh kesah dan ratapanku. Terhadap dirimu sendiri kamu berkata, Jika sang guru tidak mengizinkanku memasuki kuil dukacitanya,bagaimana aku akan memasuki rumah kasih sayangnya?. 'Dengarkan ceritaku ... Dengarkanlah, tetapi jangan kasihani aku,krn rasa kasihan mengundang kelemahan padahal aku msh kuat dalam penderitaanku.
'Sejak masa mudaku, aku sering didatangi oleh seorang wanita aneh,baik saat aku terjaga maupun tidur. Aku mendengarnya ketika aku sendiri di malam hari, sambil duduk di sisi tempat tidurku. Dalam kebisuan tengah malamku.aku mendengar suaranya yg merdu. Seringkali, ketika aku menutup mataku, aku merasakan sentuhan jemarinya yg lembut di atas bibirku, dan tatkala kubuka mataku, aku telah dikuasai oleh ketakutan,dan tiba2 mulai sering mendengarkan suara2 dari Ketiadaan...
'Seringkali aku merasa heran, sambil berkata pd diriku sendiri, Inikah khayalanku yg membuatku bingung hingga aku merasa seolah2 hilang dlm awan gemawan? Apakah aku telah menciptakan dari urat2 nadi mimpi2ku satu ketuhanan yg baru dg suara melodi dan sentuhan yg lembut? Apakah aku kehilangan rasa, dan dlm kegilaanku tlh menciptakan seorang kekasih tersayang ini? Apakah aku tlh menarik diriku dari masyarakat manusia dan keramaian kota sehingga aku bisa hidup sendiri dg kekasihku tercinta ini? Apakah aku tlh menutup mata dan telingaku dari berbagai bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih baik melihatnya dan mendengar suara surgawinya?
'Seringkali aku merasa heran: Apakah aku org gila yg ditakdirkan untuk menyendiri, dan dari hantu kesendiriannya itu menciptakan seorang teman dan pasangan untuk jiwanya?'
'Aku berbicara mengenai pasangan, dan kamu merasa aneh dg kata itu. Tetapi betapa kita sering dibingungkan oleh pengalaman2 aneh,yg kita tolak sebagai sebuah kemustahilan, tetapi realitasnya tdk dpt kita hilangkan dari pikiran kita, cobalah apa yg hrs kita lakukan?
'Wanita dlm lamunan ini sungguh telah menjadi pasanganku, yg berbagi seluruh kebahagiaan dan derita kehidupan dg diriku. Ketika aku terbangun pd pagi hari, aku melihatnya menekuk bantalku, sambil menatapku dg mata yg dipenui sinar kebaikan dan cinta keibuan. Dia bersamaku di saat aku merencanakan suatu pekerjaan, dan dia menolongku untuk menyelesaikannya. Ketika aku akan menyantap hidangan, dia duduk bersamaku, dan kami bertukar pikiran dan bercengkeram. Di sore hari, dia bersamaku lagi, dgn mengatakan, 'Kita telah tinggalkan disini terlalu lama di tempat ini. Marilah kita berjalan di ladang2 dan padang2 rumput.' Kemudian aku meninggalkan pekerjaanku, dan mengikutinya menuju ladang2, dan kami duduk di atas sebuah batu yg tinggi dan menatap cakrawala yg jauh. Dia menunjukkan pdku mega2 berwarna emas, dan menyadarkanku tentang nyanyian burung yg berkicau sebelum mrk tidur di mlm hari, sambil bersyukur kpd Tuhan atas karuniaNya yg berupa kebebasan dan kedamaian.
'Setiap saat ia dtg ke kemarku, saat aku gelisah dan susah. Kemudian seluruh kecemasan dan kesusahan itu berubah menjadi kesenangan dan ketenangan. Ketika jiwaku memberontak melawan ketidakadilan seseorang terhadap org lain, dan aku melihat wajahnya berada di tengah2 wajah2 yg ingin kuhindari, prahara dlm hatiku hilang seketika dan digantikan oleh suara2 kedamaian surgawi. Ketika aku sendiri dan anak panah kepahitan hidup menikam jantungku, aku melihat kekasihku menatapku dg mata yg penuh kasih sayang, sehingga kesedihan berubah menjadi kegembiraan, dan Kehidupan tampak seperti Surga Eden kebahagiaan.
'Kamu mungkin bertanya, bagaimana aku dapat menyenangi eksistensi aneh yg demikian, dan bagaimana seorang lelaki, seperti diriku, di musim semi kehidupan, menemukan kesenangan dlm hantu2 dan mimpi2? Tetapi kukatakan pdmu, tahun2 yg telah kulalui dinegeri ini merupakan batu pertama dari seluruh perjalanan yg membuatku mengerti akan Kehidupan, Keindahan, Kebahagiaan, dan Kedamaian.
'Karena kekasih imajinasiku aku menjadi suka berpikiran bebas melayang2 di depan wajah matahari, atau mengambang di atas permukaan air, sambil menyanyikan sebuah lagu dlm sorotan cahaya rembulan sebuah lagu kedamaian yg menenangkan jiwa dan membimbingnya menuju keindahan yg tak terlukiskan.
'Kehidupan adalah apa yg kita lihat dan kita alami melalui jiwa, sedangkan dunia yg ada di sekeliling kita, kita ketahui melalui pemahaman dan akal kita. Pengetahuan demikian membawa kita pd kesenangan atau kesedihan yg besar. Dan kehidupan ini adalah kesedihan yg ditakdirkan untukku sebelum aku berusia tiga puluh tahun, seolah2 aku telah mati sebelum aku mencapai tahun2 yg mengeringkan darah dijantungku dan air kehidupanku, dan meninggalkanku seperti pohon layu dgn cabang2 yg tak lagi tertiup angin sepoi2, dan tempat yg tak lagi ditempati burung untuk bersarang.'
Sang guru berhenti sebentar, kemudian melanjutkan cerita dgn duduk di samping sang murid:
'Dua puluh tahun yg lalu, Gubernur Lebanon mengutusku ke Venice , bersambung