Friday, March 12, 2010

RINTIHAN DARI KUBURAN 2

Aku berdiri seperti sebuah cermin yg ditempatkan di depan bentuk yg bergerak, merenungkan undang2 serta manusia yg menyusahkan manusia lain, mempertimbangkan dgn hati2 krn org2 berpendapat untuk bersifat adil, mempelajari misteri kehidupan, menyelidiki makna makhluk manusia. Di akhir pikiranku yg remang2, spt matahari tenggelam ke dlm kabut, maka kutinggalkan tempat itu, sambil berkata pd diriku sendiri, 'Rerumputan yg demikian di dlm unsur2 tanah, dan domba mengganyang rumput. Kawanan serigala memangsa domba, dan kawanan badak membunuh serigala itu. Singa memburu badak, dan kematian menghancurkan singa itu. Adakah di sana suatu kekuatan yg dpt mengalahkan kematian dan memutuskan rantai ketidakadilan ini menjadi keadilan yg kekal? Adakah di sana kekuatan yg dpt mengubah perkara yg menjijikkan ini menjadi dampak menarik? Adakah di sana kekuatan yg dpt menggenggam semua unsur kehidupan dan menyatukannya dgn dirinya sendiri kegembiraan, spt laut menyatukan semua sungai dlm nyanyian di kedalamannya? Adakah di sana kekuatan yg dpt membawa pembunuh dan korbannya, pezina dan kekasihnya, pencuri dan barang jarahannya ke dpn mahkamah yg lebih baik dan mulia dibanding keputusan Emir?.'
Esok harinya kutinggalkan kota dan pergi berjalan2 di dataran, sebuah tempat di mana nafas keheningan menenteramkan jiwa, di mana kemurnian udara membunuh kuman kesakitan, dan keputusasaan berbiak di jln2 sempit dan rumah2 gelap. Tatkala aku mencapai tepi lembah, kusaksikan sekawanan burung pemakan bangkai naik turun, memenuhi udara dgn jeritan dan bunyi ciutnya dan menggerisikkan sayap2nya. Aku pergi ke arahnya untuk menyelidiki. Kusaksikan mayat manusia tergantung di sebuah pohon tinggi, mayat seorang perempuan telanjang yg jatuh di atas bumi, dirajam hingga mati, dan mayat seorang pemuda, darahnya bercampur dgn debu, kepalanya yg putus tergeletak terpisah.
Aku berdiri di sana, merasa ngeri terhadap pemandangan yg mengaburkan pandanganku dgn selubung buram dan gelap. Tiada apapun yg dpt kulihat kecuali bayangan kematian yg mengerikan, berdiri di antara mayat2 yg diperciki oleh darah. Aku tak mendengar apapun kecuali ratapan perkabungan dari ketiadaan yg bercampur dgn keritan burung2 di atas mangsa yg diberikan kpd mrk oleh undang2 manusia.
Tiga anak Adam, yg kemarin memeluk dlm kehidupan, hari ini berada dlm cengkeraman kematian.
Tiga org yg, menurut adat istiadat manusia, keadilan yg melukai perasaan, dianggap sebagai para penjahat. Maka hukum yg buta telah mengulurkan tangan untuk meremukkan mrk tanpa belas kasihan.
Tiga org bodoh telah menjelma menjadi penjahat krn mrk lemah, maka hukum membunuh mrk krn dia kuat.
Manusia membunuh manusia lain, mk org pun berkata, 'Inilah seorang pembunuh yg jahat. 'Tatkala Emir membunuhnya, seorang berkata, 'Inilah Emir yg adil.
Seorang lelaki mencoba mencuri dari biara, dan org berkata, 'Dia pencuri yg jahat. 'Emir mencuri hidupnya, dan mrk berkata, 'Inilah Emir yg berbudi luhur.'
Seorang perempuan memberontaki suaminya, dan org berkata, 'Dia pelacur yg berzina . 'Tapi ketika Emir menelanjanginya dan melemparinya dgn batu sampai mati di hadapan saksi, mrk berkata, 'Dialah Emir yg berhati mulia.'
Menumpahkan darah adalah terlarang, tp mrk yg melakukannya untuk Emir diperkenankan?
Mencuri barang adalah kejahatan, tp Emir membuatnya suatu kebajikan dgn merampok org dari jiwa masyarakat?
Mengkhianati suami adalah tercela, tp yg melempari tubuhnya dgn batu patut dipuji?
Apakah kita mengganjar suatu dosa dgn dosa yg lebih besar dan berkata, 'Inikah Hukum Yg Suci? 'Apakah kita memberantas korupsi dgn korupsi yg lebih luas dan memekik, 'Inikah berhala itu? 'Apakah kita menentang kejahatan dgn kejahatan yg lebih serius dan meratap, 'Inikah Keadilan?'
Apakah emir tdk membunuh seorang musuh dlm kehidupannya? Apakah dia tdk mencuri uang atau tanah dari seseorang yg tunduk tak berdaya? Apakah dia tdk memperkosa seorang perempuan yg cantik? Apakah dia bebas dari dosa2 ini krn dia menghukum mati pembunuh, menggantung pencuri,dan membebani pezina dgn batu?
Siapakah mrk yg menggantung pencuri di pohon ini? Apakah mrk malaikat yg turun dari surga, atau apakah mrk hanya org yg menggelapkan dan mencuri apa pun yg dpt diraih tangannya?
Dan siapa yg memenggal kepala pembunuh ini? Apakah mrk Nabi2 yg turun dari ketinggian, atau apakah mrk hanya serdadu yg membunuh dan menumpahkan darah di mana pun mrk berperang?
Dan siapa yg melempari dgn batu pezina ini? Apakah mrk pertapa suci yg datang dari biaranya, atau apakah mrk hanya manusia dgn badan yg berbuat dosa dan melakukan keburukan di balik tirai malam yg tersembunyi?
Hukum yg suci apakah Hukum Suci ini? Siapa yg melihat dia turun bersama cahaya Matahari dari daerah2 terjauh di angkasa? Siapa makhluk berdaging yg melihat ke dlm hati Tuhan dan mempelajari iradatNya untuk manusia? Berapa lama malaikat harus berjalan di tengah manusia untuk mengatakan, 'Larang si lemah dari cahaya kehidupan, dan bunuh mrk yg mengecewakan dgn pinggir pedang, dan injak para pendosa yg blm bertobat?'
Pikiran2 semacam itu terus berdesak2an di dlm benakku dan berlomba2 mendapatkan simpatiku. Lalu kudengar suara langkah kaki mendekat. Kulihat seorang dara muncul dari tengah pepohonan dan dgn hati2 menghampiri tiga mayat itu, sambil melihat dgn takut ke segala jurusan. Ketika dia melihat kepala pemuda yg terpenggal, dia menjerit ketakutan. Dia bersimpuh di sampingnya dan mengambilnya dgn tangan yg gemetar. Airmata menitik dari matanya. Dia membelai rambutnya yg ikal dgn ujung2 jarinya ,,,bersambung

No comments:

Post a Comment